Jawaban dari 1 pertanyaan setelah 14 tahun

00.24

Aku belum tidur kembali.

Ya memang begitu, otakku lebih cenderung suka berjalan di malam hari. Buanyak banget kata dan cerita yang ingin aku tulis. Contohnnya baru saja aku mengetahui fakta dari misteri lama yang tersimpan dalam otakku dan hanya menjadi pertanyaan mengambang tanpa jawab. Tengah malam begini adalah waktu yang sangat intim banget untuk berjalan-jalan ke kenangan masa lalu. Dimana saat itu hanya remaja yang lugu dan selalu penuh semangat mengejar segala sesuatu. Menyimpan dendam pun bisa jadi hobi sendiri. 

Beberapa jam lalu setelah puas main ke kos Pitoonk (Panggilan sahabat freak yang pernah ke Korea bareng), aku pulang dan ingin buat IG story (akhir2 ini aku suka banget update IG story, karena ternyata seru aja). Capture dari blogku dengan judul "Tulisan Tengah Malam" dan sebuah pertayaan yang sepertinya seru kalo tahu jawabannya :
 "Kalo ada reinkarnasi, pinginnya jadi siapa di kehidupan ke-2?" menjadi isi IG storyku malam ini.

Dari 48 viewers (tengah malam) aku hanya mendapatkan 2 jawaban, hehe. 

1. Akun @ana_tf_ : "Ga pengen reinkarnasi. Cuma, kalo ada mesin waktu ada i wanna return back the time to 2015 (emoticon sedih)

Adanya jawaban dari mantan kakak kelasku saat SMA ini (aku manggilnya Mba Ana), membuat kami bisa saling bercerita tentang masa lalu saat SMA. Seperti ada rasa aneh sejak dulu, kalo ngobrol sama Mba Ana. Bahasa dan pemahaman yang kami sampaikan satu sama lain seperti membuat kami seolah menjadi tokoh dalam sebuah novel. Entah karena secara karakter kami hampir sama, atau karena faktor lain akupun nggak tahu. Akhirnya kami lanjut terus dalam percakapan yang seharusnya sudah terjalin sejak 14 tahun yang lalu. Banyak masa lalu yang bisa aku ceritakan dalam hidupku. 

Mba Ana, pernah dikeluarkan dari organisasi kami saat SMA. Organisasi sekolahku yang pada jamannya sangat populer sekali di kalangan sekolah lainnya. Aku nggak akan nyebut nama organisasinya (kecuali ada  yang nanyak langsung) karena bagiku ini sensitif. Aku saat itu belum tahu apa-apa sama sekali, hanya bisa menebak-nebak atau bahkan mencuri dengar dugaan-dugaan tak terbukti dari teman-teman sesama anggota organisasi kami. Kala itu Mba Ana adalah Kakak kelas yang kebetulan menjadi pengampu kelasku. Orangnya kalem, ramah, senyumnya lucu dan baik banget. Kita juga sempet deket, aku bahkan sempet pernah main ke rumah Mba Ana. Jadi, keluarnya Mba Ana dari organisasi kami secara tiba-tiba membuatku heran dan kecewa. Kenapa??. Saat itu tidak ada alasan pasti. 

Malam ini, setelah 14 tahun ndak berani bertanya. Aku memberanikan untuk bertanya langsung, setelah percakapan singkat dari jawaban yang Mba Ana berikan dari pertanyaan yang aku kirim di IG story. Alasannya simpel sekali "waktu itu aku dikeluarkan, karena sering nggak ikut kegiatan organisasi dan ingin belajar extrakurikuler lain" cerita Mba Ana. Seketika aku merasa lega. Entahalah. Mungkin kalian merasa sepele, tapi menyimpan pertanyaan selama 14 tahun tanpa jawaban yang pasti itu kan nggak mudah, karena pertanyaan itu terus menggantung di otak, seolah menunggu antrian agar segera diberi jawaban. Dan lagi pas jaman SMA, keluar dari organisasi yang nggak aku sebutkan itu adalah sesuatu yang sangat tabu, dimana saat kau keluar artinya telah ada kesalahan sangat fatal yang telah dilakukan, jadi saat desas desus tentang keluarnya Mba Ana waktu itu tak terungkap alasannya, aku hanya berani tersenyum pada Mba Ana saat berjumpa tanpa berani bertanya langsung. Hubungan pertemanan kami juga jadi sangat renggang, karena aku jadi begitu kikuk saat berhadapan dengan Mba Ana. Itu aneh. 

Mungkin karena prinsip organisasi kami sangat keras. Dan tidak mengikuti kegiatan beberapa kali secara berturut-turut memang akan dianggap kesalahan yang sangat fatal. Tentunya cemooh dan ejekan juga diterima Mba Ana setelah dikeluarkan dari organisasi (bahkan hingga saat ini beberapa teman Mba Ana masih ada yang menyimpan rasa tidak sukanya pada Mba Ana). Bukannya seharusnya tidak begitu?. Itu hanya kesalahan remaja, yang bisa dilakukan oleh setiap remaja manapun, dimana setiap diri kami pasti punya sisi untuk membangkang. Kurasa, jika saat ini beberapa orang itu masih bersikap sama dengan masa lalu mereka, artinya ada sebagian dari diri mereka yang belum dewasa. 

Pertanyaaan yang aku ajukan melalui DM IG, berlanjut menjadi percakapan panjang. Akhirnya setelah 14 tahun, kami bisa kembali akrab. Mba Ana juga masih sama seperti yang dulu. Tetap ramah, penuh canda, dan semakin dewasa. (Btw, Mba Ana sekarang sudah berkeluarga dan memiliki satu orang anak dengan nama panggilan, Jaawi)

Woow...cerita tentang Mba Ana saja bisa lumayan panjang. Padahal banyak hal yang ingin aku ceritakan mumpung besok  aku shift malam. Tapi sekarang sudah jam 01:17 dini hari. Jika aku bangun terlalu siang, maka aku nggak akan sempat mencuci tumpukan bajuku didepan pintu!. 

Cerita dari jawaban lainnya akan aku tulis besok jika nggak mager. Tapi pasti aku akan selalu menceritakan apa yang ada dalam pikiran dan benakku. 

-Doaku dini hari ini : Hindarkan aku dari ke-mageran ya Allah-
 

Komentar

Postingan Populer