Father of Arthur

Sebuah nama yang tercipta dari sebuah mimpi. Mimpi sebagai bunga tidur dini hari, bahkan mimpi dalam dunia nyata yang ingin dibuat pasti. Arthur, sosok yang kelak akan mengisi hari-hari dengan keceriaan hingga masa tua kami. Memang cenderung delusi, tapi rasa dan keyakinan itu asli...

Ada cerita,
Mamakku pernah berpikir kalau aku perempuan nggak normal karena nggak pernah memperlihatkan gelagat siapa yang aku puja, siapa yang aku suka, dan siapa yang bisa membuatku jatuh cinta. Berusaha membuatku bisa menjalin hubungan dengan siapa saja, asal aku setidaknya terlihat memiliki hati yang sama dengan perempuan pada umumnya. Tapi sayangnya aku nggak bisa begitu saja menurutinya. 

Menaruh hati kan nggak semudah itu. Banyak hal yang bisa masih harus aku pikirkan, walau rasanya di kejar waktu. Tak masalah, selama bisa mendapatkan yang sesuai dengan hati dan pikiranku. Mamak bilang, apa kata orang sekitar kamu?. Jawabku, peduli apa dengan kata orang, yang menjalani kehidupanku, ya aku. Toh, kalau memang sudah saatnya ketemu pasti juga akan jadi satu. Mulut-mulut orang juga akan tertutup rapat dan membisu.

Arthur ini, 
Bahkan hadirnya masih dalam bentuk imajinasi, tapi membayangkan menggenggam tangannya saja terasa bahagia sekali. Arthur, menjadi salah satu nama seorang ksatria yang terkenal sebagai sosok pemberani, pandai berperang demi kebaikan, tapi tetap dikenal baik hati. Arthur, nggak pernah tahu dirinya memiliki darah raja sejati, menjalani kehidupan di sebuah desa kecil dengan penuh arti. Arthur dalam bunga tidur dini hari ini, menjadi pembahasan dalam seni jatuh hati. Menjadi awal rencana bagaimana menata kehidupan nanti. Arthur, semoga adanya benar terjadi dan semesta meng-amini.

Hai pemilik mimpi tersayang, 
Selamat datang di kehidupan aneh si pemilik 'dunia sendiri' yang dibuat penuh tawa dan rasa senang. Tidak berjanji kamu bisa selalu tertawa riang, karena pasti akan ada yang berlinang. Entah untuk jalan yang penuh simpang atau bahkan untuk kebahagiaan yang dinanti datang. Apapun tak apa, karena sudah membuat keputusan untuk berjuang. Jika ada yang terlihat gamang, yakinkan saja bahwa kehidupan juga selayak lautan tenang yang tetap memiliki gelombang. Sebesar apapun gelombang, tidak akan menenggelamkan jika pandai berenang. Kamu yang mengajarkannya bukan, sayang?.  

Tulisan ini nggak akan muncul tanpa pikiran tentang Arthur. Imajinasi memang kadang dianggap melantur. Tak apa, toh yang penting rasa ini jujur. Saat ini biarkan saja semuanya mengikuti alur Sang Pengatur. Yang kita lakukan cukup berdoa, semoga kita termasuk orang-orang mujur.

15/07/2020 00.22, 9 hari setelah ucapan selamat dengan rasa kikuk luar biasa. 


Komentar

Postingan Populer