Kecenderungan Suka Meniru.
Ada jengkel hari ini, karena postingan orang yang aku kira kreatif dan gemar menulis, menyontek caption dari caption Instagramku untuk caption postinganya sendiri. Sama persis pula. Akun ini akun yang tidak kukenal dan saling follow dari ikut challenge menulis 30 hari yang aku ikuti. Karena hal semacam itu, aku bukan hanya jengkel tapi juga jadi berpikir "orang-orang ini kenapa sih?".
Sekedar cerita saja, dari dulu selaluuuu saja ada orang seperti ini dalam kehidupanku. Sejak kuliah lah lebih tepatnya, soalnya saat SMP dan SMA aku tidak menemukan kejadian serupa pada teman-temanku yang keren. Aku anggap keren, karena dulu teman-temanku memiliki karakter dan cerita masing-masing. Tidak ada yang saling meniru.
Beda halnya kehidupanku dewasa ini. Saat kuliah muncul orang yang suka meniru gaya berpakaianku (aku bilang begini karena sebelum dekat dengannya style kami jelas sangat berbeda). Awal, kubiarkan saja karena aku pikir mungkin kebetulan, lama-lama aku jelas semakin memperhatikan bahwa anak ini jelas meniru. Suatu hari, bahkan aku mendengar dia bercerita menggunakan cerita yang pernah aku ceritakan padanya. Euhmm begini salah satu contohnya :
Aku : "Dulu aku diminta sama Pak De ku untuk kuliah di Jogja, dan ambil jurusan Bahasa Jawa. Katanya akhir-akhir ini guru Bahasa Jawa sedang banyak dibutuhkan"
Dia (D) : (aku lupa dia bilang apa).
Mungkin ceritaku itu tertanam dalam benaknya, sehingga dia merasa bahwa yang mengalami itu adalah dirinya sendiri. Jadi, saat dia mulai cerita omong kosong ke teman kami yang lain, dia mengambil ceritaku, seolah kejadian itu adalah miliknya. Anehnya lagi, aku berada disitu dan ikut mendengarkan. Dalam otakku yang muncul hanya kata "Hah?".
Aneh sekali. Hal seperti itu terjadi berkali-kali dengan cerita-cerita lainnya.
Lalu, ditempat aku bekerja. Cerita baru muncul. Ada anak lama, yang juga tiba-tiba muncul menjadi seorang teman dan meniruku. Meniru gaya berpakain dan gaya rambut. Yang jelas mencolok di mataku adalah gaya berpakaiannya. Saking geramnya, aku sampai membuatnya menjadi sebuah cerita, dan sudah aku publish di Wattpad dengan judul Yang Serona. Kalau mau baca seberapa geramnya aku, baca saja tulisan itu. Sudah kutuangkan disana.
Lainnya ada lagi, bahkan meniru hampir semuanya. Masalahnya adalah, orang-orang ini berada disekitarku, yang aku bisa aku lakukan bukan menyalahkan mereka secara langsung. Yang bisa kulakukan adalah curhat dengan teman lain atau mencari konsep/ide baru yang berbeda. Inilah titik lelahnya. Saat orang lain cukup meniru begitu saja, kita sendiri yang memutar otak agar punya ide baru yang berbeda.
Aku tidak suka ditiru, jujur saja. Apapun bentuknya. Jika kebetulan sama, itu tidak masuk hitunganku. Dan aku tidak terlalu bodoh untuk tidak bisa membedakan mana meniru, mana kebetulan dan mana yang terinspirasi. Aku diam, tapi aku mengamati.
Karena penasaran dengan pola orang-orang seperti ini, lantas aku searching dan memang ada pembahasan mengenai hal serupa. Salah satunya dari kumparan.com "orang melakukan usaha dengan meniru adalah apresiasi secara diam-diam. Inilah mengapa ada orang yang senang meniru pencapaian orang lain". Ada beberapa hal tentang orang-orang semacam ini :
- Malas
- Ingin Instan
- Tidak percaya diri
- Ingin mejadi pusat perhatian
Tepat sekali.
Peniru adalah pemalas. Yaiyalah, niru mah tinggal liat konsep orang lalu apply ke diri sendiri. Yang memikirkan ide dan konsep adalah orang lain. Si Peniru tinggal comot ide orang, efek dari malas berpikir dan membuat ide sendiri.
Peniru itu orang yang maunya yang sudah ada saja, karena dia pemalas. Cari yang instan-instan saja. 'Nyontek' contohnya.
Peniru itu sebenarnya mungkin punya ide, hanya saja tidak percaya diri dengan ide yang dia pikirkan atau dia merasa ide orang lain lebih bagus dari idenya. Jadi, ide orang dicomot, sedangan ide dia sendiri ditinggalkan.
Peniru itu caper alias cari perhatian. Cara cari perhatiannya dengan menggunakan ide orang lain yang memang bagus dan dia akui seolah ide yang dia tiru adalah ide dirinya sendiri. HAH!.
Dunia itu luas, ide itu banyak, hal baru cukup dicari, media banyak dan mudah. Kenapa sih harus meniru yang sudah ada?. Begini loh, kalau toh menginginkan konsep seseorang, bilang dulu donk. Jangan asal comot. Kita punya hal yang disebut 'komunikasi'. Jika toh sudah diijinkan untuk memakai konsepnya, ya silakan. Kalau belum ya bilang dulu, kalau tidak boleh ya JANGAN PAKAI.
Begitu lampiasan emosi hari ini. Sampai jumpa cerita esok hari.
Komentar
Posting Komentar