Tripple Kill!
Gilak. Hari ini tu spesial banget kayaknya. Tripple kill lah.
Pertama,
Tetiba leader grup chat exploration mengumumkan bahwa tiket konser EXO dicancel karena adanya penipuan dari pihak penjual tiket.
Aku nggak habis pikir, konser tinggal 4 hari dan ada pembatalan tiket tiba-tiba. Mimpi apa aku bisa denger kabar semengenaskan ini?. Ya allah..gitu ya...kalo gak jodoh emang bisa apa lagi. Beruntung si tetep ada refund, duit 2jt 300rb balik dengan cepat. Kaya di akhir bulan banget. Tapi ya itu, kecewanya lebih parah. Aku udah menanti-nanti pertemuan ketiga kalinya sama member EXO. Eh...gagal total donk gara-gara berita mengejutkan itu. Lebih dari itu, rasanya memalukan sekali saat orang-orang disekeliling tau bahwa aku akan nonton konser. Eeh malah gak jadi. Ingin mengumpat kekeras-kerasnya. Tapi apa daya, toh aku juga gak bisa berbuat apa-apa. Tiket kereta udah kebeli juga si, tapi ya gimana. Kurasa sebaiknya aku istirahat saja. Mungkin sebaiknya kuhabiskan saja waktuku untuk pulang kerumah. Lagipula, aku udah homesick. Merindukan Bapak, Mbah kakung, dan Adekku. Budheku? yaa...sedikit lah.
Kedua,
Aku bertengkar hebat dengan teman kerjaku. Dahsyat banget malah hampir sampa jotos-jotosan. Mungkin kalo aku cowok udah dijotos beneran deh, soalnya dia cowok.
Apa iya aku harus menuliskan secara rinci apa yang terjadi?. Sepertinya nggak perlu. Ini hari tergila yang pernah aku hadapi semasa aku bekerja di kantorku. Pertengkaran yang disebabkan, karena mulutku yang telah menyinggung perasaan temanku sendiri. Berakhir damai kok. Cuman, jika kepikiran proses damainya itu terasa luar biasa. Heran, sejak kapan aku jadi orang yang seberani itu menghadapi seorang laki-laki yang sudah mengepalkan tangannya di depan mukaku?. Sejak kapan aku menjadi perempuan sekeras ini?. Apa yang mempengaruhiku?. Lingkunganku?. Teman-temanku?. Sebenarnya aku membenci diriku yang terlalu keras ini. Aku berani melawan siapapun. Bagiku itu gila. Pikiran untuk nggak diinjak-injak itu muncul begitu saja saat akau menghadapi seseorang. Aku setengah sadar, bahwa sikap itu membuatku dibenci banyak orang. Apa aku harus ganti tempat kerja?. Apa sebaiknya aku berhenti bicara?. Apa yang harus aku lakukan agar aku nggak sekeras ini?. Seperti orang yang sudah tidak memiliki hati. Mati rasa.
Ketiga,
Kena sorakan lagi.
Untuk yang ini, aku tidak perlu menjelaskannya. Toh percuma. Bagaimana jika seseorang membacanya kembali?. Semua akan bertambah runyam. Aku sudah memutuskan untuk fokus pada Purnama. Benar-benar hanya Purnama.
Nb : Jika ada mesin waktu, akan kuulangi hari ini menjadi hari yang lebih baik. Tapi disisi lain aku juga berpikir, tanpa adanya hari ini aku nggak akan pernah belajar menjadi manusia yang lebih baik. Bukan begitu?
Komentar
Posting Komentar