Les Korea Hari Pertama

안녕하세요...
Akhirnya, mau juga tangan ini buka laptop lagi. Fiuuh...dah lewat berapa bulan ya? dan aku sampai lupa merangkum ceritaku setiap hari. Padahal tadinya janji pada diri sendiri mau upload tulisan tiap hari. 

Oke...mulai!
Aku mau cerita, hari ini pagi-pagi aku harus memaksa mataku buat benar-benar melek, karena adanya kericuhan kecil. Mbak Kirana (SPV baruku) tiba-tiba menelpon dan bertanya mengenai jadwalku yang rencanya mau kuubah, karena hari ini 10 Agustus 2019 aku sudah punya janji dengan teman (per-KPOP-an) ku untuk les Bahasa Korea. Yossh. Dengan sedikit bla bla bla kesana kemari lewat chat dan telpon akhirnya urusan jadwalku kelar. Walau aku tetep merasa ada rasa nggak enak sama partner kerjaku. Untuk saat ini bodo amat dulu lah, les korea menantiku. Cerita yang kutulis ini pun akan mengarah kesana.

Jadi, seperti yang kukatakan sebelumnya teman KPOP yang kutemukan saat aku melancong ke Jakarta bulan Juli kemaren demi EXO pernah bercerita tentang les bahasa korea gratis yang mereka ikuti. GRATIS ya catet. Siapa yang nggak envy pingin ikut?. Aku yang sangat menyukai bahasa tentu saja langsung angkat tangan untuk bisa ikut. Naah kebetulan malamnya (tanggal 9 Agustus) Qie temenku itu chat dan ngajak nongkrong setelah les. Lah, ya mnding aku ikut les sekalian yakaaaan. Kapan lagi ada kesempatan belajar bahasa korea gratis?. Untungnya Qie tu orangnya baek banget. Selain ngajak ternyata dia au jemput juga. Emang kayaknya gak salah temenan sama mereka. Aku bilang mereka, karena ada satu lagi temenku namana Eriska. Kami bertiga EXO-L btw, makanya bisa ketemu. EXO selalu menjadi akar dari seuatu yang aku lakukan. Alhamdulillah...

Akhirnya, setelah Qie berkubang di wilayah Mugas (area kosku) karena gak nangkep sinyal dijemputnya lah aku yang sekonyong-konyong tinggal nebeng. Sampai disana udah ditunggu Eriska. Anak lahiran 96 boook. Tapi tetep asyik diajak temenan. Berasa seumuran lah. Haha. Aku sedikit terkejut karena tempat yang dijadikan les, adalah gereja. Tepatnya loteng gereja karena kelas kami berada di ruang paling atas dan dalam ruang itu masih ada ruang yang harus kami masuki dan disitulah tempatnya. Luamayan luas karena ruang kelas yang kami tempati juga terbagi menjadi 2. Aku ikut kelas pemula, ajaibnya aku nyempil diantara anak-anak kecil. Beneran anak-anak kecil umuran 12-16 tahun. Aku yang nggak tahu malu (perempuan dengan usia 28 tahun) berada diantara mereka. Tapi aku berusaha mengabaikannya, niatku disana adalah belajar. Tidak ada batasan usia untuk belajar bukan?. Aah aku lupa, nama gereja tempatku belajar tadi adalah Gereja Good News. Wilayah MT Haryono sanalah. Aku pun bingung jika diminta menjelaskan.

Saat aku masuk kelas sudah mulai, dan terlihat seorang pengajar (oke anggaplah dia guru) sedang mengeja huruf-huruf hangeul (tulisan korea) dan aku diminta bergabung. Yaudah aku duduk saja setelah diambilkan kursi olehnya dan diberi kertas yang sudah ada beberapa tulisa hanguel didalamnya. Ini contohnya, aku sudah ambil gambarnya.

Ini kertas yang dibagikan guruku, yang aku maksud tadi.

Ini sedikit gambaran ruang kelasku tadi.


Minggu depan jika aku bisa ikut kembali, aku akan mengambil foto banyak-banyak biar bisa ku simpan. Setidaknya bisa jadi kenangan yang menyenangkan  untuk hari yang pennuh pelajaran baru. Aku bersyukur untuk hari ini, teman yang baik, diajak belajar, bertemu orang-orang baru terasa mendebarkan, sudah lama aku tidak merasakannya. Suasana baru dan hiruk pikuk kegiatan yang berbeda dari tempatku bekerja. Setidaknya aku bisa menghilangkan sedikit rasa jenuh dan ada semangat baru untuk menanti hari esok. 

Kuakui akhir-akhir ini aku merasa aneh, karena ku sudah sedikit malas merasakan sesuatu. Entah rasa senang atau pun sedih. Dengan adanya kegiatan baru hari ini, aku menyadari, bahwa memang aku membutuhkan sesuatu yang baru dan hal-hal yang kulewatkan. Dalam hatiku sebenarnya ada rasa dikejar usia, seolah aku harus melakukan banyak hal sebelum usia semakin memakan ragaku, sebelum aku tidak bisa melakukan banyak hal seperti saat ini. Aku baru menyadari, bahwa dulu aku sudah benar-benar menyia-nyiakan banyak hal. Seandainya EXO sudah kukenal jauh sebelum mereka debut, mungkin aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Saat ini aku menjadi manusia yang terlalu apatis, skeptis dan sarkastis. Aku tidak tahu kenapa. Entah karena bosan karena lingkungan atau orang-orangnya, aku pun nggak paham. Sementara ini aku sebaiknya bertahan dengan semuanya, toh aku masih dibutuhkan. Lagipula kemana lagi aku harus lari jika bukan disini? Di tempatku saat ini.

Kabar baik juga, akhirnya setelah 7 tahun menjadi EXO-L aku mempunya lighstick alias eribong versi ke -3 yang sudah diluncurkan SM ent. Akan kuceritakan jika aku sudah siap. Aku juga masig berambisi meneruskan tulisanku tentang Cowok dingin 19 tahun lalu, kemudian Some1 part ke-2 yang masih dalam angan-angan. Aku juga masih sedikit-sedikit memaksa tulisan cerpenku di ponsel. Haaah...banyak hal yang harus kulakukan dan aku pikirkan. Aku harus mulai satu persatu, paling tidak tulisan hari ini selesai. Mari menulis lagi besok.

Terima kasih hari ini ya Allah.

NB : Btw, aku belum sempat tahu nama guru laki-laki dikelasku. Yang kutahu jelas, dia lebih muda dariku. Jadi, dia harus memanggilku Noona jika kami bisa dekat haha. Dia orang korea asli ya. Catet.

Komentar

Postingan Populer